Pusatbahasa.or.id – Kenapa di sistem operasi Linux tidak membutuhkan antivirus? Mungkin Anda bertanya tanya kenapa hal ini bisa terjadi. Coba Anda perhatikan pada sistem operasi PC terpopuler, yaitu Windows.
Jika tidak dirawat dan dijaga dengan baik, yang terjadi adalah hanya akan menjadi sarang virus yang bertebaran baik di file sistem maupun di partisi non sistem anda. Selain itu virus-virus itu juga dengan senangnya hinggap di berbagai perangkat flashdisk untuk mencari sasaran yang target berkembang biak yang baru.
Yah, itu mungkin bukan kesalahan dari Windows 100%. Windows sendiri telah berusaha untuk memperbaiki dan mencegah virus-virus tersebut agar tidak menyerang sistem operasi-nya. Hal tersebut bisa kita lihat pada peningkatan keamanan yang terdapat pada keluaran Windows terbaru. Bahkan disana juga sudah disediakan Antivirus gratis bawaan Windows. Antivirus tersebut diberinama Windows Defender.
Setelah kita berbincang-bincang panjang lebar memaparkan Sistem Operasi tersebut, sekarang saatnya kita bahas satu-persatu alasan dibalik tidak di butuhkannya antivirus di Linux. Apa sajakah itu?
Alasan Kenapa Linux Tidak Membutuhkan Antivirus:
1. Linux itu gratis dan Open Source.
Memang apa hubungannya ya? Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sebagian besar virus memiliki niatan yang tidak baik. Virus diciptakan bisa jadi untuk mengambil suatu informasi yang tertutup atau justu memiliki tujuan merusak lainnya.
Hal ini menjadi tidak berlaku di Linux. Kita tahu bahwa linux itu adalah gratis dan berlisensi bebas. Dengan demikian kode sumber dari Linux sendiri boleh dimodifikasi dan dipublikasikan oleh siapapun.
Baca Juga: Cara download video tiktok
Kita tidak perlu lagi membuat sebuah Virus untuk mencuri informasi mengenai Linux, ya itu dia.. mengapa? Karena kita sudah bisa mendapatkan itu semua secara gratis, untuk apa susah-susah untuk membuat virus?
Hal yang kedua adalah virus yang bersifat merusak, ini juga menjadi salah satu pertimbangan di Linux. Untuk apa merusak sistem yang memang dikembangkan dengan tujuan bersama untuk membangun perangkat yang gratis dan bebas? hal tersebutlah yang tentu masih di pikirkan oleh si pembuat virus.
2. Aplikasi di Linux memiliki Library masing-masing.
Ada yang sudah mengerti dan ada pula yang baru mendengar mengenai apa itu Library dalam sebuah sistem aplikasi. Jika diartikan, library berarti perpustakaan. Namun yang diamaksud library disini bukanlah sebuah perpustakaan seperti yang Anda bayangkan. Library merupakan perangkat lunak pendukung yang menjadi penyokong agar aplikasi tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Di Sistem Operasi Windows, ada beberapa aplikasi yang harus membutuhkan komponen lain (seperti DirectX dan Microsoft.Net Framework) agar dapat berjalan. Tanpa library pendukung tersebut, aplikasi tidak akan bisa berjalan dengan baik karena kehilangan penterjemah program pendukung. Sedangan pada sistem operasi Linux, aplikasi yang dibuat harus mempunyai paket bahasa programnya sendiri, sehingga tidak mungkin satu aplikasi dapat mengakses library aplikasi lainnya.
Kesimpulannya virus pada windows tidak berjalan sendirian. Ia dapat berjalan sendiri karena didukung oleh sistem operasi itu sendiri. Kronologinya seperti ini: saat komputer booting, virus akan ikut berjalan karena telah mendaftarkan dirinya di program startup (bukankah startup adalah salah satu fitur yang ditawarkan oleh Windows?).
Virus dapat mencopy dirinya karena terdapat API (Application Programing Interface) pada Windows yang memperbolehkan sebuah aplikasi untuk mengelola dirinya sendiri. Kemudian Virus dapat menular karena terdapat fitur autorun di Windows. Virus juga memiliki kemudahan dalam membuat sebuah shorcut. Lalu bagaimana? Ternyata kelebihan-kelebihan Windows sendirilah yang dimanfaatkan oleh progammer pembuat virus.
Mari kita kembali pada ruang lingkup Linux. Di Linux, aplikasi tidak otomatis membuat sebuah shotcut begitu saja. Shortcut yang diizinan secara wajar hanya akan terdapat di desktop dan di start menu saja, bukan di penyimpanan flashdisk.
Semua pembuatan shortcut itupun juga harus mendapat izin dari penggunanya. Aplikasi di Linux juga tidak bisa begitu saja membuat sebuah file yang AutoRun. Anda harus membuat file Autorun secara manual, bukan dengan cara otomatis. Jika Aplikasi meminta akses yang lebih, tentu harus ada perizinan terlebih dahulu dengan memasukkan password root .
3. Pengelolaan hak akses yang baik.
Sistem operasi linux bisa dibilang memiliki hak akses yang berbeda beda untuk setiap usernya. Di dalam Linux, kita bisa mengenal apa yang disebut dengan hak akses root. Apa itu root? Root adalah hak akses tertinggi dalam sistem operasi Linux ini. Untuk hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan perangkat harus mendapat akses root terlebih dahulu. Nah, bagaimana dengan virus?
Virus disini tidak akan bisa berkutik lagi. Virus dan aplikasi tidak diberi kesempanan untuk mengakses sesuatu yang berhubungan dengan root. Karena sistem root sendiri hanya akan mengizinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi dengan hak akses yang lebih tinggi, bukan mengizinkan aplikasi atau virus untuk menjalankan hak akses tanpa dikontrol oleh penggunanya.
Ditambah lagi ketika kita akan meminta suatu akses root, itu akan memerlukan sebuah password untuk melanjutkan ke tahap tersebut. Tidak mungkin bukan jika setiap kali virus akan beraksi melakukan tugasnya harus minta izin dari Anda untuk memasukkan password root? Nah di sinilah keunggulan linux yang pengamanannya berlapis lapis.
Berbeda halnya jika berada di luang lingkup windows. Kembali lagi, virus tidak memerlukan hak apapun untuk dapat menjalankan prosesnya. Virus juga tidak akan meminta izin untuk berjalan sendiri tanpa diminta. Virus dapat berjalan atas kehendaknya dan tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.
4. Tidak adanya Regristy
Di dalam Linux tidak mengenal apa itu regristy. Aplikasi di linux harus membangun databasenya sendiri untuk dapat berjalan dengan semestinya. Di Wndows, Regristy menjadi sebuah database raksasa yang menyimpan semua pengaturan dari aplikasi dan windows itu sendiri.
Jika virus telah berhasil menginfeksi regristy dan mengubah variabel yang ada, maka apa yang akan terjadi? Virus akan menjadi raja di komputer Anda, mengubah settingan aplikasi lain dan melakukan perubahan kondisi yang dapat berpengaruh pada keamanan sistem itu sendiri.
5. Tidak mengenal Scipt berbahaya.
Sistem operasi linux tidak mengenal script-sciript berbahaya yang dapat merusak sistem operasi yang ada. Sebuah script akan dapat berjalan atas kehendak Anda sendiri, bukan dibuat secara otomatis. Untuk menjalankan script-scirpt di linux, yang harus dilakukan adalah membukanya melalui terminal dan memasukkan beberapa perintah. Karena itulah script yang ada di linux tidak bisa menjadi sebuah virus.
Nah dari ulasan di atas bagaimana pendapat anda? apakah tetap menggunakan Windows atau hijrah ke Sistem Operasi Linux? Semua itu tergantung cara kita menggunakan sebuah Sistem Operasi.
Memang sangat di sarankan jika anda menggunakan Windows, maka anda harus memasang antivirus tambahan seperti Smadav, Avira, Avast, Panda Antivirus dan lain lain. Dan satu lagi, jangan menjalankan sebuah progam yang menurut Satgascovid19.id mencurigakan apa lagi membutuhkan hak akses ke system, bisa jadi anda baru saja menjalankan sebuah virus yang akan menginfeksi komputer anda.